Belakangku masih terasa sakit sekali dan kepalaku serasa berputar-putar. nyawaku masih ada walaupun tubuhku jatuh lepas menghantam jalan yang dipenuhi kerikil reruntuhan bangunan. ku bangkit dan melihat keadaan sekitarku. banyak orang yang berlarian menyelamatkan diri, sedetik kemudian aku masih tersesat dalam kepanikanku, kepalaku terus memerintahkanku untuk lari menyelamatkan diri. tanpa membuang waktu lebih banyak akupun berlari sekuat tenagaku sambil menghindari orang-orang yang panik.
Kurasakan angin dingin sepoi-sepoi di tengkukku, seketika ku melihat semua orang disekitarku terdiam seakan waktu terhenti, dan mataku terpaku pada suatu sosok. sosok seorang anak berjubah yang kulihat sebelum pertandingan, ku mendengar dia berkata perlahan kepadaku.
"sudah kubilang...... kau takkan bisa menepati janjimu kepada orang mereka" katanya.
Seketika waktu langsung berjalan, orang-orang masih dalam keadaan panik menyelamatkan diri mereka masing-masing dan anak berjubah itu langsung menghilang dalam kejapan mata.
dalam keterkagetanku aku masih terdiam tak bergerak, aku terus memerintahkan diriku untuk bergerak namun kakiku seakan tertancap sangat dalam, kakiku tak dapat bergerak.
Kurasakan angin dingin sepoi-sepoi di tengkukku, seketika ku melihat semua orang disekitarku terdiam seakan waktu terhenti, dan mataku terpaku pada suatu sosok. sosok seorang anak berjubah yang kulihat sebelum pertandingan, ku mendengar dia berkata perlahan kepadaku.
"sudah kubilang...... kau takkan bisa menepati janjimu kepada orang mereka" katanya.
Seketika waktu langsung berjalan, orang-orang masih dalam keadaan panik menyelamatkan diri mereka masing-masing dan anak berjubah itu langsung menghilang dalam kejapan mata.
dalam keterkagetanku aku masih terdiam tak bergerak, aku terus memerintahkan diriku untuk bergerak namun kakiku seakan tertancap sangat dalam, kakiku tak dapat bergerak.
dari langit kumelihat ribuan bayangan yang beterbangan lalu menukik turun dengan sangat cepat dan menancap ke bumi, bahakan ku melihat tak sedikit orang-orang yang menjadi korban terkena bayangan menancap di tubuh mereka, kebanyakan dari mereka langsung jatuh dan menjadi kaku dan tak sedikitpula yang masih sempat bertahan walaupun cuma beberapa menit sehabis meraung kesakitan kemudian tak bersuara dan tak bergerak sama sekali.
aku termasuk orang beruntung yang selamat walaupun aku tak dapat bergerak sedikitpun karena melihat pemandangan yang bagaikan pembantaian.
Sebuah tangan langsung menepuk pundakku sambil memberikan sebuah pedang. tangan itu begitu kukenal, pemilik tangan itu maju dengan dandanan seperti samurai berbaju merah dengan pedang panjang dan besar dipunggungnya.
aku termasuk orang beruntung yang selamat walaupun aku tak dapat bergerak sedikitpun karena melihat pemandangan yang bagaikan pembantaian.
Sebuah tangan langsung menepuk pundakku sambil memberikan sebuah pedang. tangan itu begitu kukenal, pemilik tangan itu maju dengan dandanan seperti samurai berbaju merah dengan pedang panjang dan besar dipunggungnya.
"U-Ulla!dari mana saja kau?" teriakku sambil berlari mendekatinya.
"Habis mengunjungi teman lama" balasnya santai sambil menebas bayangan-bayangan yang menancap yang ternyata menyerupai kepompong yang mulai. dari kepompong itu keluar sebuah mahluk serangga raksasa dengan sayap setajam pisau.
"Hey, kau tak keberatan membantuku menyingkirkan mahluk sialan ini kan?" pintanya santai.
"Habis mengunjungi teman lama" balasnya santai sambil menebas bayangan-bayangan yang menancap yang ternyata menyerupai kepompong yang mulai. dari kepompong itu keluar sebuah mahluk serangga raksasa dengan sayap setajam pisau.
"Hey, kau tak keberatan membantuku menyingkirkan mahluk sialan ini kan?" pintanya santai.
Tanpa pikir panjang akupun langsung mengambil pedang yang diberikannya kepadaku dan angsung menerjang maju. Bodohnya aku yang terlalu gegabah sehingga seluruh ayunan pedangku tak mengenai mereka dan lebih lagi ini adalah pertama kalinya aku memegang pedang dalam hidupku.
Ulla datang dan langsung membebaskanku dari kepungan para mahluk-mahluk jahannam tersebut
"hmph, ternyata tanganmu masih terlalu kaku untuk memegang pedang"katanya dengan nada yang sangat memandang enteng diriku, walaupun memang kuakui kemampuanku dalam berpedang jauh lebib rendah dari padanya.
Perlahan namun pasti akupun mulai menguasainya.
"Ulla, Dari mana kau mendapatkan pedang ini?" tanyaku
"Itu titipan dari ayahmu sebelum dia pergi" katanya
"titipan dari pak tuaku?" tanyaku lagi
ia pun mengiyakan.
Pak tuaku menghilang 10 tahun lalu, karena dia, ibu selalu khawatir dan akhirnya meninggalkan diriku dalam sambil berkata dimana pak tua itu. Sungguh aku membenci pak tuaku yang brengsek, kalau seandainya ia ada, ibu tak akan menderita karenanya.
Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan masa lalu, aku harus lari dari mimpi buruk ini segera.
Jalan buntu, kami kembali dikepung monster-monster itu lagi, kali ini kami benar-benar terkepung tanpa celah sedikitpun dan mereka datang berlapis-lapis.
Sial.... ini akan menjadi pertarungan yang tak ada habisnya. Ulla sendiri bahkan tak yakin dapat melawan seluruh kerumunan ini.......
to be continued
__________________________
sorry updatednya kelamaan, silahkan koment2
0 Response for the "Final Fantasy - Chapter II (Escape from the nighmare)"
Post a Comment