Jembatan Teluk
Foto oleh Leonardus Tonny
Selain obyek wisata alamnya yang sudah terkenal seperti Teluk Palu, kini Kota Palu memiliki obyek wisata baru, yaitu Jembatan Teluk Palu (Jembatan Palu IV). Jembatan Palu IV merupakan sebuah jembatan yang terletak di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Jembatan ini diresmikan pada Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jembatan ini membentang di atas Teluk Talise ini berada di kelurahan Besusu dan Lere, yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. Jembatan kuning ini merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan ketiga di dunia setelah Jepang dan Perancis.
Sejak tanggal peresmian tersebut, masyarakat Palu dan sekitarnya selalu ingin melihat jembatan sepanjang 300 meter itu sekaligus menikmati tenggelamnya mentari.
Tenggelamnya matahari terlihat lebih jelas dan mempesona dari atas jembatan. Apalagi, saat sinar matahari yang berwarna jingga kekuningan memantul ke permukaan Teluk Palu, keindahan semakin nyata. Air Teluk Palu pun berubah warna mengikuti warna sang Surya yang mulai sirna ditelan pegunungan Gawalise.
Jembatan Teluk
Foto oleh Leonardus Tonny
Ratusan pengunjung selalu mengikuti ritual tenggelamnya matahari tersebut setiap hari. Panorama matahari tenggelam tersebut juga tak kalah menariknya pada saat matahari terbit. Pada Sabtu dan Minggu banyak pengunjuang dari Kabupaten Donggala, tetangga Kota Palu yang berjarak sekitar 40 kilometer ke selatan. Mereka berbondong menggunakan mobil pick up untuk melihat secara langsung jembatan yang menelan biaya Rp57 miliar itu. Mulai dari jarak sekitar 10 kilometer, keindahan jembatan dengan dua rangka lengkung kuningnya itu sudah dapat terlihat.
Pengunjung dapat menikmati pemandangan dari tempat kosong di kedua sisi jembatan yang memang difungsikan sebagai tempat untuk menikmati panorama.
Areal seluas 10 x 2 meter tersebut terasa sangat memanjakan pengunjung. Dari Utara jembatan, pengunjung dapat menikmati pegunungan yang mengelilingi Teluk Palu. Jika pengunjung memalingkan pandangannya ke arah Barat, maka keindahan Teluk Palu menjadi sajian mata. Ratusan perahu sepanjang tiga meter dengan layar selebar dua meter memadati teluk.
Dari Selatan jembatan, pengunjung dapat melihat hiruk pikuk kehidupan pedagang di pinggiran Teluk Palu. Ratusan pedagang menyajikan berbagai makanan ringan, seperti roti bakar, jagung bakar atau pisang bakar. Banyak pengunjung menikmati makanan ringan seusai memanjakan matanya dari atas jembatan yang menghubungkan Palu Barat dan Palu Timur itu.
Sedangkan dari arah Timur, Sungai Palu yang panjang dan meliuk-liuk menjadi pemandangan tersendiri. Puluhan perahu nelayan bersandar di kedua sisi sungai selebar 100 meter itu.
Jembatan Teluk
Foto oleh Leonardus Tonny
Seusai menikmati tenggelamnya matahari di Barat, sebagian pengunjung seolah terpaku di jembatan. Puluhan lampu berdaya ratusan Watt satu per satu mulai menyala menerangi jembatan. Jembatan tersebut nampak seperti emas berkilauan dari kejauhan karena rangka besi kuningnya tersorot lampu.
Ratusan lampu penerang jalan yang berjejer rapi dengan interval satu meter terpasang di ke dua sisi jembatan. Cahaya putih lampu tersebut juga menerangi trotoar yang membentang di kedua sisi jembatan. Lampu-lampu tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Ketika pengunjung melewati jembatan, mereka pun mengurangi kecepatan laju kendaraannya menjadi 5-10 km/jam, hanya untuk menikmati keindahan jembatan dari dekat.
Jembatan yang rangkanya berbentuk seperti dua buah gunung berdampingan itu merupakan jembatan termegah yang ada di Sulteng saat ini. Proses pembangunannya yang memakan waktu tiga tahun itu kini menjadi obyek wisata baru di Kota Palu.
(Leonardus Tonny/FJ/BD)
-
Welcome Message
Categories:
tugas Tik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response for the "Jembatan Teluk Palu"
Post a Comment